Bang Falconi Mt’80 – Jurusan “Teknik Metalurgi” UI Hadir Untuk Mendukung Industri Tanah Air
Jakarta | Ilumet.id – Jurusan Teknik Metalurgi dan Material FTUI, yang sebelumnya dikenal sebagai “Teknik Metalurgi”, kembali dibuka di Universitas Indonesia, yang berlokasi di Salemba, pada tahun 1975 di masa lalu.
Para pendiri jurusan Teknik Metalurgi, yang salah satunya Dr. -ing. H. Rachmantio, sepakat membuka jurusan ini kembali. Kesepakatan itu dibuat karena dua alasan utama, yakni rencana pemerintah untuk mengembangkan industri di Indonesia & kedekatan dengan pemerintah.
“Para founder Teknik Metalurgi kenal dengan pak Habibie karena banyak yang alumnus Jerman,” ujar bang Falconi (Mt’80) saat bercerita santai di kediamannya, Kemanggisan, Jakarta Barat, saat ditemui tim ILUMET, Sabtu (12/7/2025).
Perwakilan ILUMET FTUI yang hadir antara lain Mbak Sita Dewi (Badan Penasihat, Mt’79), Bang Amir Maro (Wakil Ketua 1, Mt’04), serta Joe (Mt’08) dan Miki (Mt’14) sebagai perwakilan dari tim Humas ILUMET.
Lanjut bang Falconi menceritakan, pak Habibie di era 80-an membuat kebijakan 5 tahunan untuk mendukung industri di Indonesia & program percepatan Insinyur di Indonesia yang mendorong pertumbuhan jumlah mahasiswa Teknik Metalurgi di era itu.
“Saya akhirnya tidak bisa mengajar lama di jurusan pascalulus (karena diminta full-time), saya terakhir mengajar angkatan bu Bondan (prof. Bondan) dan bu Sotya tahun 1987,” kenang bang Coni yang masih aktif di BATAN saat tulisan ini dimuat.
Dunia Kemahasiswaan
Bang Coni, yang dahulu menjabat sebagai Ketua IMMet 1983-1984, bercerita perihal dinamika kemahasiswaan di masa ia berkuliah saat itu. Ia menyoroti dua hal, yakni fokus ke perkuliahan dan organisasi.
Dari sisi perkuliahan, bang Coni mengenang bahwa perkuliahan dahulu menggunakan buku teks asal Eropa Timur dan membaca buku-buku yang dijual di Kawasan Kwitang. Dosen-dosen Teknik Metalurgi banyak yang aktif bekerja di luar mengajar, sehingga mahasiswa saat itu diminta mandiri.
“Setelah program percepatan Insinyur hadir, dosen-dosen diminta fokus mengajar full-time dan mendapatkan insentif untuk mengembangkan sesuatu,” tutur bang Coni.
Sedangkan dari dunia organisasi, bang Coni mengingat peristiwa besar di masa lalu yaitu Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan oleh Bpk. Daoed Joesoef selaku Menteri Pendidikan di masa orde baru.
“Dinamika kampus di masa yang lalu itu sangat kencang bagi mahasiswa. Rektor UI waktu itu akhirnya memperbolehkan mahasiswa berbincang politik,” katanya.
Di internal IMMet, bang Coni tersenyum saat mengenang prestasi runner-up IMMet di Teknik Cup saat beliau mengetuainya. Bang Coni menuturkan, “Saya masih ingat pak Johny (prof. Johny) berposisi sebagai penjaga gawang saat itu. Ia paling dekat dengan para junior karena pembawaannya yang fun”.
Selain kegiatan olahraga, IMMet di masa itu juga hadir untuk membantu mahasiswa yang akan DO, kesulitan tugas akhir, serta penyambutan mahasiswa baru tiap tahunnya.
(Redaksi ilumet.id)





